Malaria masih menjadi ancaman serius di banyak wilayah tropis, termasuk Indonesia. Penyakit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina ini dapat menimbulkan gejala berat, bahkan mengancam nyawa jika tidak ditangani dengan cepat. Oleh karena itu, langkah pencegahan malaria menjadi sangat penting, tidak hanya untuk individu tetapi juga komunitas secara keseluruhan.
Program pencegahan malaria harus dilakukan secara menyeluruh, dari lingkungan rumah hingga skala nasional. Untuk itu, Kemika akan membahas berbagai strategi dan program yang terbukti efektif dalam mencegah penyebaran malaria. Pelajari selengkapnya di bawah ini!
Table of Contents
ToggleBagaimana Malaria Bisa Membahayakan Keluarga dan Lingkungan?
Malaria bukan hanya persoalan kesehatan individu, tetapi juga masalah serius bagi lingkungan dan masyarakat secara luas. Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan RI, pada tahun 2024 tercatat sebanyak 418.546 kasus positif malaria di Indonesia. Dari jumlah tersebut, sebanyak 377.662 kasus telah diobati, tetapi tetap terjadi 120 kasus kematian akibat malaria. Meskipun angka ini menurun dibanding tahun sebelumnya, Indonesia masih menempati posisi kedua tertinggi di Asia setelah India dalam jumlah kasus malaria.
Penyakit ini sangat membahayakan karena dapat menyerang siapa saja, terutama kelompok rentan seperti anak-anak, ibu hamil, dan lansia. Gejala malaria seperti demam tinggi, menggigil, dan anemia parah bisa menyebabkan penderita kehilangan produktivitas, bahkan harus menjalani perawatan jangka panjang.
Dampaknya juga terasa di lingkungan sosial dan ekonomi. Ketika seseorang terserang malaria, anggota keluarga lain biasanya ikut terdampak, baik secara waktu, tenaga, maupun biaya pengobatan. Di sisi lain, daerah dengan jumlah kasus tinggi seperti Papua — yang menyumbang mayoritas kasus nasional — menjadi tantangan tersendiri dalam upaya pencegahan. Contohnya, di Kota Jayapura tercatat 132.539 kasus malaria hingga September 2024, dengan 31.783 di antaranya merupakan kasus positif.
Untuk mengatasi hal ini, pemerintah menggencarkan program “Token” (Temukan, Obati, Kendalikan) serta memperluas jangkauan eliminasi malaria ke berbagai daerah. Hingga Maret 2024, sebanyak 393 dari 405 kabupaten/kota telah mencapai status eliminasi malaria. Namun, keberhasilan ini perlu dilanjutkan dengan keterlibatan aktif masyarakat, karena lingkungan tempat tinggal yang tidak bersih dan banyak genangan air masih menjadi sumber berkembangnya nyamuk Anopheles — vektor utama penularan malaria.
Baca Juga: Apakah Bahaya Malaria? Kenali Gejala, Dampak, dan Pencegahannya
Apa Saja Program Pencegahan Malaria di Indonesia dan Dunia?
Pencegahan malaria membutuhkan pendekatan menyeluruh yang melibatkan berbagai sektor—pemerintah, swasta, dan masyarakat. Berikut ini adalah 10 program pencegahan malaria yang saat ini diterapkan di Indonesia dan dunia.
1. Penggunaan Kelambu Berinsektisida (LLIN)
Kelambu berinsektisida yang dikenal dengan LLIN (Long Lasting Insecticidal Nets) adalah salah satu alat pencegahan yang sangat efektif, terutama di wilayah endemis malaria. LLIN tidak hanya mencegah gigitan nyamuk saat tidur, tetapi juga membunuh nyamuk yang menempel. Pemerintah secara rutin mendistribusikan LLIN di wilayah-wilayah rawan, seperti Papua dan Nusa Tenggara. Penggunaan kelambu secara konsisten terbukti menurunkan angka penularan malaria secara signifikan.
2. Fogging dan Penggunaan Adultisida
Fogging atau pengasapan adalah metode pengendalian nyamuk dewasa menggunakan bahan kimia yang disebut adultisida. Ini dilakukan di daerah dengan lonjakan kasus malaria atau setelah ditemukan kasus positif. Penggunaan adultisida efektif untuk memutus siklus hidup nyamuk Anopheles, terutama saat mereka aktif di malam hari. Produk adultisida seperti yang disediakan oleh Kemika bisa menjadi solusi praktis untuk pengendalian jangka pendek.
3. Pengelolaan Lingkungan
Salah satu cara paling berkelanjutan dalam pencegahan malaria adalah mengelola lingkungan sekitar agar tidak menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk. Ini termasuk membersihkan genangan air, memperbaiki saluran pembuangan, dan menutup wadah air. Program ini tidak memerlukan biaya besar, namun sangat bergantung pada partisipasi masyarakat secara aktif dan rutin.
4. Penyemprotan Dinding Rumah (IRS)
IRS atau Indoor Residual Spraying adalah penyemprotan insektisida pada dinding dalam rumah yang menjadi tempat hinggap nyamuk Anopheles. Kegiatan ini biasanya dilakukan di desa atau kampung dengan angka kasus tinggi. IRS bisa melindungi rumah tangga selama 3–6 bulan, dan terbukti menurunkan transmisi malaria secara drastis di beberapa daerah.
5. Pemberian Obat Pencegahan (Profilaksis)
Di beberapa wilayah dengan risiko tinggi, terutama untuk kelompok rentan seperti ibu hamil dan anak-anak, diberikan obat antimalaria sebagai tindakan pencegahan (profilaksis). Obat ini diberikan secara berkala untuk mencegah infeksi sejak dini. WHO dan Kementerian Kesehatan merekomendasikan profilaksis pada kondisi tertentu seperti perjalanan ke daerah endemis atau program pencegahan malaria kehamilan.
6. Edukasi dan Peningkatan Kesadaran Masyarakat
Edukasi berperan penting dalam mengubah perilaku masyarakat agar lebih peduli terhadap pencegahan malaria. Melalui program penyuluhan di sekolah, posyandu, dan media massa, masyarakat diajak untuk mengenali gejala malaria, mencegah gigitan nyamuk, dan menjaga lingkungan. Edukasi ini mendukung program nasional seperti “Temukan, Obati, Kendalikan (Token)” untuk mempercepat eliminasi malaria di Indonesia.

Actellic 300CS
Discount up to 30% dan Gratis Ongkir!

Altosid 1.3 GR
Discount up to 30% dan Gratis Ongkir!

Amarilis 25 EC
Discount up to 30% dan Gratis Ongkir!

Bazoka
Discount up to 30% dan Gratis Ongkir!
7. Peningkatan Deteksi Dini dan Surveilans
Kementerian Kesehatan meningkatkan sistem deteksi dini dengan memperkuat fasilitas kesehatan di daerah rawan malaria. Hal ini mencakup pelatihan petugas, distribusi rapid test (RDT), dan pemantauan berbasis data digital. Makin cepat kasus terdeteksi, maka makin besar pula peluang untuk mencegah penyebaran lebih luas, terutama pada kasus lokal (indigenous) yang menjadi target utama eliminasi.
8. Pemberdayaan Peran Swasta dan Masyarakat
Pemerintah juga mendorong kolaborasi dengan sektor swasta dan organisasi masyarakat sipil dalam mengendalikan malaria. Contohnya adalah program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) di daerah tambang atau perkebunan yang membantu menyediakan kelambu dan fogging. Di tingkat komunitas, kader kesehatan berperan besar dalam edukasi dan pemantauan kasus di lingkungannya.
9. Eliminasi Malaria Berbasis Wilayah
Sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), pemerintah menargetkan eliminasi malaria di 408 kabupaten/kota pada 2030. Hingga 2023, sudah 389 kabupaten/kota yang mencapai tahap bebas malaria atau tahap pemeliharaan. Penilaian dilakukan berdasarkan indikator seperti Annual Parasite Incidence (API), positivity rate, dan ketiadaan kasus lokal. Sertifikasi eliminasi malaria telah diberikan ke 17 kabupaten/kota pada 2024 sebagai bentuk apresiasi dan bukti keberhasilan program ini.
10. Penggunaan Larvasida Ramah Lingkungan
Larvasida adalah bahan kimia yang digunakan untuk membunuh jentik nyamuk di tempat-tempat penampungan air. Ini merupakan langkah penting karena dapat menghentikan siklus nyamuk sebelum berkembang menjadi dewasa. Produk larvasida ramah lingkungan seperti dari Kemika dapat diaplikasikan secara aman di lingkungan rumah, sekolah, dan fasilitas umum tanpa merusak ekosistem air.
Baca Juga: 8 Buah untuk Membantu Pemulihan Sakit Malaria
Kesimpulan
Pencegahan malaria bukan hanya tugas pemerintah, tetapi juga tanggung jawab seluruh lapisan masyarakat. Dari edukasi hingga penguatan surveilans, setiap langkah memiliki peran penting dalam menekan angka penyebaran penyakit ini. Upaya eliminasi malaria secara nasional pada tahun 2030 adalah target ambisius yang memerlukan kerja sama lintas sektor, termasuk kontribusi aktif masyarakat dalam menerapkan pola hidup sehat dan menjaga lingkungan sekitar.
Salah satu cara paling efektif dalam memutus rantai penyebaran malaria adalah dengan mengendalikan populasi nyamuk, terutama pada fase larva dan dewasa. Untuk itu, penggunaan larvasida dan adultisida yang tepat sangat disarankan. Kemika menyediakan produk Larvasida dan Adultisida berkualitas tinggi yang dapat membantu Anda menciptakan lingkungan yang bebas dari nyamuk pembawa penyakit.
Lindungi keluarga dan lingkungan Anda bersama Kemika—karena mencegah selalu lebih baik daripada mengobati. Hubungi Kemika sekarang untuk mendapatkan informasi lebih lanjut!